Pembangunan
koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan
perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan
pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat
khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self
help).Namun koperasi di Indonesia selama setengah abad lebih kemerdekaannya,
tidak menunjukkan perkembangan yang menggembiarkan. Koperasi tidak tampak di
permukaan sebagai “bangun perusahaan” yang kokoh dan mampu sebagai landasan
(fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi Indonesia, koperasi
berada pada sisi marjinal.Upaya pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi
yang termarjinalkan. Pemerintah sering bersuara lantang untuk memberdayakan
koperasi, tetapi tetap saja koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan
dalam menyumbang perekonomian Indonesia. Yang berkembang hanyalah kuantitas
koperasi dan tidak terlihat perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro ekonomi.Perkembangan
koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik di bidang kelembagaan maupun di
bidang usaha koperasi itu sendiri. Masalah-masalah tersebut dapat bersumber
dari dalam koperasi sendiri maupun dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga
dapat dikelompokkan dalam masalah intern maupun masalah ekstern. Masalah intern
mencakup masalah keanggotaan, kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan
koperasi. Sedangkan masalah ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank,
dengan usaha-usaha lain, dan juga dengan instansi pemerintah.
DARI SISI KELEMBAGAAN KOPERASI
Masalah Internal :
1. Keanggotaan
dalam Koperasi. Keadaan keanggotaan ditinjau
dari segi kuantitas tercermin dari jumlah anggota yang semakin lama semakin
berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi yang ada sekarang belum menjangkau
bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau dari segi kualitas masalah keaggotaan
koperasi tercermin dalam:
a.Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah
b.Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c.Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai
anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa koperasi merupakan
suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan
mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi
sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi kearah
sasaran yang benar.
d.Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan.
Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggotanya
yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang dihasilkan tidak mereka
rasakan sebagai keputusan yang mengikat
e.Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki
banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada dikoperasi
semakin berkurang.
2. Pengurus Koperasi. Dalam
hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang sama. masalah yang
menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi pengurus adalah :
a.Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya masih belum
memadai
b.Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya.
c.Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti
bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer belum berjiwa koperasi
sehingga harus diperbaikilagi.
d.Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e.Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang berusaha untuk
menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang diselenggarakan
untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f.Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada pembagian
tugas yang jelas.
g.Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh
masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga perhatiannya
terhadap koperasi berkurang.
h.Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota, manajer,
pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3.
Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas
koperasi banyak yang belum berfungsi. Hal ini di disebabkan oleh:
a.Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih jika
dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi.
b.Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak siap
untuk diperiksa.
c.Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan kantor
koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota pengawas
ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka lakukan
terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
4.
Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya
terbatas;
5. Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap
jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa fokus perhatiannya terhadap pengelolaan
koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan
lingkungan;
6.
Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam
memulihkannya;
7. Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan
fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini
mengakibatkan harga pokok yang relatif tinggi sehingga mengurangi kekuatan
bersaing koperasi;
8. Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu sehingga
menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap; demikian pula data
statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
9. Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak
anggota banyak berhutang kepada koperasi;
10. Dengan
modal usaha yang relatif kecil maka volume usaha terbatas; akan tetapi bila
ingin memperbesar volume kegiatan, keterampilan yang dimiliki tidak mampu
menanggulangi usaha besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang
tidak tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.
Masalah Eksternal
1. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak
anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif
untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
2.
Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama
dengan koperasi.
3.
Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan
masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
- Bertambahnya persaingan dari badan usaha
yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani
oleh koperasi;
- Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas
tertentu koperasi tidak dapat lagi menjalankan usahanya dengan baik,
misalnya usaha penyaluran pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh
koperasi melalui koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari
sendiri.
- Tanggapan masyarakat sendiri terhadap
koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan
pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
- Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha.
Selain itu Koperasi sulit
berkembang diantara lain disebabkan oleh :
- Kurangnya Promosi dan Sosialisasi
Promosi diperlukan agar masyarakat tahu tentang koperasi tersebut.
Pemerintah dengan gencarnya melalui media massa mensosialisasikan Koperasi
kepada masyarakat namun jika sosialisasi hanya dilakukan dengan media massa
mungkin hanya akan “numpang lewat” saja. Memang benar dengan mensosialisasikan
melalui media massa akan lebih efektif untuk masyarakat mengetahuinya, namun
dengan sosialisasi secara langsung untuk terjun kelapangan akan lebih efektif
karena penyampaian yang lebih mudah dipahami. Dalam masalah promosi barang yang
dijual di suatu koperasi juga mengalami kendala seperti kurangnya promo yang
ditawarkan dan kurang kreatifnya koperasi untuk mempromosikan sehingga minat
masyarakat juga berkurang untuk dapat ikut serta dalam koperasi.
- Kesadaran Masyarakat Untuk Berkoperasi Masih Lemah
Masyarakat masih sulit untuk sadar berkoperasi, terutama anak-anak
muda. Kesadaran yang masih lemah tersebut bias disebabkan kurang menariknya
koperasi di Indonesia untuk dijadikan sebagai suatu usaha bersama. Selain itu
para pemuda-pemudi lebih sukamenghabiskan waktu di luar daripada melakukan
kegiatan didalam koperasi karena bagi pemuda terkesan “Kuno”.
- Harga Barang di Koperasi Lebih Mahal Dibandingkan Harga Pasar
Masyarakat jadi enggan untuk membeli barang dikoperasi karena harganya
yang lebih mahal dibandingkan harga pasar. Bagi masyarakat Indonesia konsumen
akan memilih untuk membeli suatu barang dengan harga yang murah dengan kualitas
yang sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan koperasi. Dengan
enggannya masyarakat untuk bertransaksi di koperasi sudah pasti laba yang
dihasilkan oleh koperasi-pun sedikit bahkan merugi sehingga perkembangan
koperasi berjalan lamban bahkan tidak berjalan sama sekali.
- Sulitnya Anggota Untuk Keluar dari Koperasi
Seorang anggota koperasi maupun pemilik koperasi akan sulit untuk
melepaskan koperasi tersebut, kenapa ? Karena sulitnya menciptakan regenerasi
dalam koperasi. Dengan sulitnya regenerasi maka seseorang akan merasa jenuh
saat terlalu dalam posisi yang ia tempati namun saat ingin melepaskan
jabatannya sulit untuk mendapatkan pengganti yang cocok yang bias mengembangkan
koperasi tersebut lebih lanjut.
- Kurang Adanya Keterpaduan dan Konsistensi
Dengan kurang adanya keterpaduan dan Konsistensi antara program
pengembangan koperasi dengan program pengembangan sub-sektor lain, maka program
pengembangan sub-sektor koperasi seolah-olah berjalan sendiri, tanpa dukungan
dan partisipasi dari program pengembangan sektor lainnya.
- Kurang Dirasakan Peran dan Manfaat Koperasi Bagi Anggota dan Masyarakat
Peran dan Manfaat koperasi belum dapat dirasakan oleh anggotanya serta
masyarakat karena Koperasi belum mampu meyakinkan anggota serta masyarakat
untuk berkoperasi dan kurang baiknya manajemen serta kejelasan dalam hal
keanggotaan koperasi.
Hal-hal tersebut merupakan factor yang
mempengaruhi mengapa Koperasi sulit untuk berkembang, maka setiap koperasi
dibutuhkan untuk mengelola koperasi tersebut dengan benar yang sesuai dengan
fungsinya sebagai koperasi agar dapat berjalan dengan baik.
DARI
SISI BIDANG USAHA KOPERASI
Masalah usaha koperasi dapat
digambarkan sebagai berikut. Ada koperasi yang manajer dan karyawannya belum
memenuhi harapan. Di antara mereka ada yang belum dapat bekerja secara
profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah ditetapkan.
Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip
pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi mesih belum berkembang
sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang cukup
lengkap dan dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer
yang kurang mempunyai kemampuan sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan
masih ada yang kurang mampu untuk menyusun rencana, program, dan kegiatan
usaha. Padahal mereka harus memimpin dan menggerakkan karyawan untuk
melaksanakan rencana, program, dan kegiatan usaha yang ditentukan. Penilaian
terhadap keadaan serta mengadakan penyesuaian rencana, program, dan kegiatan
usaha setiap kali ada perkembangan dalam keadaan yang dihadapainya. Dari sisi
produksi, koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Dalam hal
kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga secara relatif
kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output koperasi (dan
UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.
Secara umum koperasi harus
menghadapi kelemahannya sebagai berikut :
1.
Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya antara
pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain
mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian tugas serta tanggung
jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus yang mengambil wewenang
manajer melaksanakan tugas operasional.
2.
Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih cenderung timbul sebagai
prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
anggota masih ada yang belum sepenuhnya dipadukan dengan program-program yang
timbul dari prakarsa pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum
dapat berkembang.
3. Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk koperasi,
tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada koperasi primer,
khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang organisasi, administrasi, dan
manjemen.
4.
Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang berlangsung
atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tetapi, apabila
kurang hati-hati dalam membinannya ada kerjasama yang cenderung mengarah pada
hilangnya kemandirian koperasi.
5.
Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota dan hasil
usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya namun ternyata masih
sangat terbatas.
6. Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi
kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan. Demikianlah, maka
pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya hasilnya masih terbatas
juga.
7. Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap gerakan
koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan.
8. Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada
tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya petugas
pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
9. Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi, permasalahan
pemasaran, dan perlindungan hukum.
10. Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat,
hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang sangat
cepat.
KUNCI PEMBANGUNAN KOPERASI
Menurut Ace Partadiredja dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-faktor yang menghambat
pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat
Indonesia.Menurut Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan koperasi
adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini
berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum
berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi. Prof. Wagiono Ismangil
berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja
sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong
royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan masih
lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat
menentukan kemajuan lembaga koperasi. Ketiga masalah di atas merupakan inti
dari masalah manajemen koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi
di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan
timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari
anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan
datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen
yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk
keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan
yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat
dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.
Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman,
berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu
diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.semua anggota diperlakukan secara adil,
2.didukung administrasi yang canggih
3.koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi
koperasi yang lebih kuat dan sehat,
4.pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,
5.petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola
bukan hanya menunggu pembeli,
6.kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang
terbaik untuk kepentingan koperasi,
7.manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang
strategis,
8.memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada
anggota dan pelanggan lainnya
9.perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang
dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus
dan pengawas
10.keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan
kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
11.selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
12.pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk
dilaksanakan.
PERMASALAHAN UMUM DAN SOLUSINYA
Masalah yang dihadapi koperasi
akan semakin meluas jika tidak ditangani sesegera mungkin. Sebelum melakukan
tindakan pemecahan masalah langkah awal yang harus kita lakukan adalah
menganalisa penyebab terjadinya masalah. Setelah kita mengetahui akar
permasalahannya dimana barulah kita dapat melakukan langkah konkrit yang
diharapkan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penyelesaian
masalah ini dibutuhkan keterlibatan semua elemen masyarakat baik pemerintah dan
masayarakat itu sendiri.Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum
dan cara mengatasi permasalahan tersebut , yaitu :
1.
Koperasi jarang peminatnya Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang
dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang diidentikkan dengan
masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2.
Kualitas Sumber Daya yang terbatas. Koperasi sulit berkembang
disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan Sumber Daya Manusia yang
kurang. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti
yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat
sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang
menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas. Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada
generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam
koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan
koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat
bekerja secara efisien dan efektif.
3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis. Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi kita harus
mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan
(pesaing) maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana
menyikapinya maka koperasi akan survive dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus
mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita
lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang
maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat
dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam
waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti
ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
4.
Keterbatasan Modal. Pemerintah perlu memberikan
perhatian kepada koperasi yang memang kesulitan dalam masalah permodalan.Dengan
pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa
berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak kalah
pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka
dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.
5.
Partisipasi anggota.Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-program
yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui
keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan
tersebut.
6.
Perhatian pemerintah. Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga
bila koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari
pemerintah, misalnya saja membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi
pemerintah juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal
yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat
kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.
7. Manajemen koperasi.Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari
bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Karena hal
ini sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi tidak melupakan
partisipasi dari anggota.
Apabila semua kegiatan koperasi
bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau mengambil bagian di dalam
kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat memberikan motifasi yang
baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.
SUMBER:
http://kikizone.wordpress.com/2011/10/25/faktor-penghambat-perkembangan-koperasi
http://ramadhanaga.blogspot.com/2011/10/alasan-koperasi-di-indonesia-sulit_31.html
http://ayucintyavirayasti.blogspot.com/2011/11/mengapa-koperasi-di-indonesia-sulit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar