Kemajuan
ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong
munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang
cukup tajam di dalam dunia bisnis. Hampir semua usaha
bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
(profitmaking) agar dapat meningkatkan kesejahteraan
pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang
untuk mencapai tujuan itu segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun
pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan
berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri.
Pengertian Etika
Etika berasal
dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat . Etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada
suatu masyarakat Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik,
aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu
orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain. Etika
mempelajari dan menentukan apakah suatu tindakan bernilai baik atau buruk dan
tindakan apayang seharusnya dilakukan dengan benar atau tidak benar (salah).
Peranan etika
adalah sebagai tolok ukur kesadaran manusia untuk melakukan tindakan yang
bertanggung jawab sedangkan manfaat etika yaitu mengajak orang bersikap
kritis,rasional dan otonom menuju suasana tertib, damai dan sejahtera.
Pengertian Profesi
Profesi adalah
kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji
untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen".
Profesi
adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,
militer, teknik dan desainer.
Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005). Dapat ditarik kesimpulan
bahwa ialah pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal serta
implementasi norma dan moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan
bisnis.
B. PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS
Berikut perkembangan etika bisnis
menurut Bertens (2000):
- Situasi Dahulu
Pada awal
sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
- Masa Peralihan:
tahun 1960-an
ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS),
revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment
(kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya
manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan
nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate
social responsibility.
- Etika Bisnis Lahir di AS:
tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat
dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis
dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi
dunia bisnis di AS.
- Etika Bisnis Meluas ke Eropa:
tahun 1980-an di Eropa Barat, etika bisnis
sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum
pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European
Business Ethics Network (EBEN).
- Etika Bisnis menjadi Fenomena Global:
tahun 1990-an
tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di
seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business,
Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
ETIKA BISNIS
- Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip , kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik . Etika bisnis berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis agar berperilaku baik dalam menjalankan usahanya demi nilai luhur tertentu (agama, budaya) dan demi kelanjutan bisnisnya.
- Menyadarkan masyarakat (stake holder) yang terdiri dari konsumen (end user), karyawan , pemasok/mitra bisnis, investor dan lingkungan (penduduk disekitar lokasi usaha ) akan hak mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis.
- Menilai apakah sistem ekonomi disuatu wilayah sesuai dengan etika bisnis apakah masih ada praktek monopoli, oligopoli, money loundring, insider trading, black market, dll.
FAKTOR PENDUKUNG IMPLEMENTASI
ETIKA BISNIS
1.
Adanya kepedulian terhadap mutu kehidupan kerja oleh manajer atau peningkatan “Quality
of Work Life”.
2.
Adanya “Trust Crisis” dari publik kepada perusahaan.
3.
Mulai diterapkan punishment yang tegas terhadap skandal bisnis oleh
pengadilan.
4.
Adanya peningkatan kekuatan control dari LSM.
5.
Tumbuhnya kekuatan publisitas oleh media.
6.
Adanya transformasi organisasi dari “transaction oriented” menjadi “relation
oriented”.
PRINSIP UMUM ETIKA BISNIS
- Otonomi = mandiri.
Sikap dan kemampuan
manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran dan
bertanggung jawab (dalam bidang bisnis).
- Kejujuran.
Menghindari
praktek bisnis curang.
- Keadilan.
Setiap orang
diperlakukan sama dan adil sesuai kriteria rasional ,objektip dan bertanggung
jawab.
- Manfaat bersama (mutual benefit principle).
Dalam
persaingan bisnis tidak boleh terjadi upaya saling mematikan.
- Integrita moratuntunan internal agar tetap menjaga nama baik industri.
Analisis :
Kemajuan
ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong
munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang
cukup tajam di dalam dunia bisnis. Perilaku etis penting
diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya
etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik
lingkup makro ataupun mikro untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
(profitmaking) agar dapat meningkatkan kesejahteraan
pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar